MAKALAH
ASPEK TEKNIK DAN TEKNOLOGI
Makalah Disusun untuk
Memenuhi Tugas dalam Mata Kuliah
Studi Kelayakan
Bisnis
Dosen Pembimbing
FITRIA, MA.
Oleh
Kelompok V
Iis
Maisaroh
Susanto
Suhendi
FAKULTAS TARBIYAH
SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH(STIT)
PRINGSEWU
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Masalah
Tujuan
studi aspek ini adalah untuk meyakini apakah secara teknis dan pilihan
teknologi, rencana bisnis dapat dilaksanakan secara layak atau tidak layak ,
baik pada saat pembangunan proyek atau operasional secara rutin dalam makalah
ini kami akan membahas studi aspek teknik dan teknologi.
Manajemen operasional adalah suatu fungsi atau
kegiatan manajemen yang meliputi perancanaan, organisasi staffing, koordinasi,
pengarahan, dan pengawasan terhadap operasi perusahaan. Operasi ini merupakan
suatu kegiatan ( didalam perusahaan ) untuk mengubah masukan menjadi keluaran,
sehingga keluarannya akan lebih bermanfaat dari masukannya. Keluaran tersebut
dapat berupa barang dan / atau jasa. Tugas menajemen di perusahaan adalaha
untuk mendukung manajemen dalam rangka pengambiulan keputusan masalah-masalah
produksi/operasi.
Banyak sekali aspek teknik dan teknilogi tapi
disini kami hanya membahas beberapa saja.
B. Rumusan Makalah
Ø Bagaimana Perencanaan
Letak Pabrik Dan Tata Letak ( Layout ) ?
Ø Bagaimana Perencanaan
Jumlah Produksi
Ø Bagaimana
menjalankan Manajemen Persediaan
Ø Mengetahuin Pengawasan
Kualitas Produk
C. Tujuan Masalah
Adapun tujuan penulisan
makalah ini adalah selain memenuhi tugas dosen, dalam rangka pengambilan nilai,
juga dijadikan bahan diskusi kelompok pada mata kuliah studi kelayakan bisnis.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Perencanaan
Letak Pabrik Dan Tata Letak
a.
Pengertian Letak
Pabrik
Menurut Wignjosoebroto,
“Tata letak pabrik dapat didefinisikan sebagai tata
cara pengaturan fasilitas–fasilitas pabrik guna menunjang kelancaran proses
produksi. Pengaturan tersebut akan memanfaatkan luas area (space) untuk penempatan
mesin atau fasilitas penunjang produksi lainnya, kelancaran gerakan–gerakanmaterial,
penyimpanan material (storage) baik yang bersifat
temporer maupun permanen, personil pekerja dan sebagainya”.
Dalam tata letak pabrik ada 2 (dua) hal yang diatur letaknya yaitu
pengaturan mesin (machine layout) dan pengaturan departemen yang ada
dari pabrik (department layout). Bilamana kita menggunakan istilah tata
letak pabrik, seringkali hal ini kita artikan sebagai pengaturan
peralatan/fasilitas produksi yang sudah ada (the existing arrangement)
ataupun bisa juga diartikan sebagai perencanaan tata letak pabrik yang baru
sama sekali (the new layout plan).
Tata letak merupakan satu keputusan penting yang menentukan efisiensi
sebuah operasi dalam jangka panjang. Tata letak memiliki banyak dampak
strategis karena tata letak menentukan daya saing perusahaan dalam hal
kapasitas, proses fleksibilitas, dan biaya, serta kualitas lingkungan kerja,
kontak pelanggan, dan citra perusahaan. Tata letak yang efektif dapat membantu
organisasi mencapai sebuah strategi yang menunjang diferensiasi, biaya rendah,
atau respon cepat.
Semua kasus desain tata letak harus mempertimbangkan bagaimana untuk
dapat mencapai :
·
Utilisasi ruang,
peralatan, dan orang yang lebih tinggi.
·
Aliran informasi,
barang, atau orang yang lebih baik.
·
Moral karyawan yang
lebih baik, juga kondisi lingkungan kerja yang lebih aman.
·
Interaksi dengan
pelanggan yang lebih baik.
·
Fleksibilitas
(bagaimanapun kondisi tata letak yang ada sekarang, tata letak tersebut akan
perlu diubah).
b. Definisi Perancangan Tata Letak
Perancangan tata letak didefinisikan sebagai perancangan lokasi dan
konfigurasi departemen-departemen, stasiun kerja, dan semua peralatan yang
terlibat dalam proses konversi bahan baku menjadi barang jadi.
James M. Apple mendefinisikan perancangan tata letak pabrik sebagai
perencanaan dan integrasi aliran komponen-komponen suatu produk untuk
mendapatkan interelasi yang paling efektif dan efisien antar operator,
peralatan, dan proses transformasi material dari bagian penerimaan sampai ke
bagianpengiriman produk jadi.
Berdasarkan hierarki perencanaan fasilitas dan definisi perancangan tata
letak yang telah diuraikan sebelumnya, maka pengertian perancangan tata letak
yang dipakai dalam tugas akhir ini adalah pengaturan konfigurasi stasiun kerja
produksi yang disusun berdasarkan interaksi antar departemen yang memenuhi
kriteria-kriteria tertentu sehingga interaksi tersebut optimal dalam proses
transformasi material dari bahan mentah menjadi produk jadi.
B. Perencanaan Jumlah Produksi
a. Pengertian produksi
Produksi adalah suatu kegiatan yang mengubah input menjadi output.
Kegiatan tersebut dalam ekonomi biasa di nyatakan dalam fungsi produk, Fungsi
produk menunjukkan jumiah maksimum output yang
dapat dihasilkan dari pemakaian
sejumlah input dengan menggunakan
teknogi tertentu. (sugiarto, dkk, 2002 : him 202)
b. Fungsi Produksi
Pada umumnya ekonomi menggunakan fungsi produksi untuk menggambarkan
hubungan antara input dan output. Fungsi produksi menunjjukan berapa banyak jumlah maksimum output yang dapat diproduksi
apabila sejumlah input yang tertentu dipergunakan pada proses produksi(Sri Adiningsi, 1999: hlm 5)
Fungsi produksi adalah suatu skedul (atau tabel atau persamaan matematis) yang menggambarkan jumlah output
maksimum yang dapat dihasilkan dari
satu set faktor produksi tertentu, dan pada tingkat teknologi tertentu pula. Singkatnya fungsi
produksi adalah katalog dari kemungkinan
hasil produksi(Ari Sudarman, 2004: hlm 108)
Fungsi produksi menunjukkan sifat hubungan di antara faktorfaktor produksi
dan tingkat produksi yang dihasilkan. Faktor-faktor produksi dikenal pula dengan istilah input dan jumlah produksi selalu juga disebut sebagai output.(Sadono Sukirno, 2008
: him 193)
Dari pengertian diatas dapat dipahami mengenai
unsur-unsur dan Faktor-faktor produksi
disini yang dimaksud adalah tanah, modal, tenaga
kerja dan keahlian keusahawan dimana tetap jumlahnya. Hanya tenaga kerja dipandang sebagai faktor produksi yang
berubah-ubah. jumlahnya. Dengan demikian perkaitan antara faktor
produksi yang digunakan dan tingkat produksi yang dicapai adalah perkaitan
antara jumlah tenaga kerja yang digunakan
dan jumlah produksi yang dicapai. 3 variabel independen yaitu Bahan Baku, Tenaga Kerja,
dan Pemasaran Hasil produksi.
Ø Bahan baku
Menurut Mulyadi (1986: 118) bahan baku adalah
bahan yang membentuk bagian integral produk
jadi. Bahan baku yang diolah dalam
perusahaan manufaktur dapat diperoleh dari pembelian lokal, pembelian import atau dari pengolahan sendiri.
Adapun jenis jenis bahan baku
menurut Gunawan Adisaputro dan
Marwan Asri (1982: 185) terdiri dari
1. Bahan baku langsung (direct material)
` Bahan baku langsung adalah semua bahan
baku yang merupakan bagian daripada barang jadi yang dihasilkan.
Biaya yang dikeluarkan untuk membeli bahan
mentah langsung ini mempunyai hubungan yang erat dan sebanding dengan jumlah barang
jadi yang dihasilkan.
2. Bahan baku tak langsung (indirect material)
Bahan baku tak langsung
adalah bahan baku yang ikut berperanan dalam
proses produksi, tetapi tidak secara langsung tamapak pada barang jadi yang dihasilkan. Seandainya barang jadi yang dihasilkan adalah meja dan kursi maka
kayu merupakan bahan baku langsung, sedangkan
paku dan plamir merupakan bahan mentah tak langsung.
Ø Tenaga kerja
Tenaga Kerja adalah seluruh
jumlah penduduk yang dianggap dapat
bekerja dan sanggup bekerja jika ada permintaan kerja, tenaga kerja dapat dilihat dari konsep produktivitasnya. Sumber : socialrewardsurvey
Tenaga kerja faktor produksi ini
bukan saja berarti jumlah buruh yang terdapat
dalam perekonomian. Pengertian tenaga kerja meliputi
juga keahlian dan ketrampilan yang mereka miliki. Dari segi keahlian dan pendidikannya, tenaga kerja di
bedakan kepada tiga golongan berikut:
·
Tenaga
kerja kasar adalah tenaga kerja yang tidak berpendidikan atau rendah
pendidikannya dan tidak memiliki keahlian dalam
suatu bidang pekerjaan,
·
Tenaga
kerja terampil adalah tenaga kerja yang memilki keahlian
dari pelatihan atau dari pengalaman kerja seperti montir mobil, tukang kayu dan ahli merepasi TV
dan radio.
·
Tenaga
karja terdidik adalah tenaga kerja yang memiliki pendidikan cukup tinggi dan
ahli dalam bidang tertentu seperti
dokter, akuntan, ahli ekonom dan insinyur. .(sudono sukirno, 2003: hlm 7)
Konsep produktivitas kerja dapat dilihat dari
dua dimensi, yaitu dimensi individu dan
dimensi organisasian. Dimensi individu melihat
produktivitas dalam kaitannya dengan karakteristikkarakteristik kepribadian individu yang muncul
dalam bentuk sikap mental dan mengandung makna keinginan dan upaya individu
yang selalu berusaha untuk meningkatkan kualitas
kehidupannya. Sedangkan dimensi keorganisasian
melihat produktivitas dalam kerangka
hubungan teknis antara masukan (input) dan keluaran (out put). Oleh karena itu dalam pandangan ini,
terjadinya peningkatan produktivitas tidak
hanya dilihat dari aspek kuantitas, tetapi
juga dapat dilihat dari aspek kualitas,
C. Manajemen Persedian
Pengendalian persediaan: aktivitas mempertahankan jumlah persediaan
pada tingkat yang dikehendaki. Pada produk barang, pengendalian persediaan
ditekankan pada pengendalian material. Pada produk jasa, pengendalian
diutamakan sedikit pada material dan banyak pada jasa pasokan karena konsumsi
sering kali bersamaan dengan pengadaan jasa sehingga tidak memerlukan
persediaan
MENGAPA
PERSEDIAAN DIKELOLA?
1.
Persediaan merupakan investasi yang membutuhkan modal
besar.
2.
Mempengaruhi
pelayanan ke pelanggan.
3.
Mempunyai pengaruh pada fungsi operasi, pemasaran, dan
fungsi keuangan.
TUJUAN
PERSEDIAAN
1.
Menghilangkan
pengaruh ketidakpastian (mis: safety stock)
2. Memberi waktu luang untuk pengelolaan produksi
dan pembelian
3. Untuk mengantisipasi perubahan pada permintaan
dan penawaran.
4. Menghilangkan/mengurangi risiko keterlambatan pengiriman bahan
5. Menyesuaikan dengan jadwal produksi
6. Menghilangkan/mengurangi resiko kenaikan harga
7. Menjaga persediaan bahan yang dihasilkan
secara musiman
8. Mengantisipasi permintaan yang dapat
diramalkan.
9.
Mendapatkan
keuntungan dari quantity discount
10. Komitmen terhadap pelanggan.
D.
Pengawas
Kualitas Produksi
a.
Pengertian
kualias
Pengertisn
manajemen kualitas ini banyak sekali, yang kadang berbeda satu dengan yang
lainnya karena kegunaan masing-masing yang juga berbeda. Di antaranya
mendefinisikan pengertian kualitas sebagai daya tahan, misalnya warna kimia,
daya tahan mobil atau motor dan lain-lain.
Menurut Sofyan
Assauri, istilah kualitas diartikan sebagai faktor yang terdapat dalam suatu
barang atau hasil yang menyebabkan barang atau hasil tersebut sesuai dengan
tujuan untuk apa barang tersebut dimaksud atau dibutuhkan. Dengan demikian
pengawasan kualitas adalah suatu aktivitas untuk menjaga dan mengarahkan agar
kualitas produk perusahaan dapat dipertahankan. Hal ini dilaksanakan dengan
tujuan meningkatkan kepuasan konsumen, penggunaan biaya serendah mungkin dan
selesai tepat pada waktunya.
b.
Pengawasan
Kualitas
Pengawasan
kualitas yang baik akan membantu dalam kelancaran proses produksi, sehingga
aktivitas produksi akan dapat mencapai sasarannya. Dengan adanya pengawasan
kualitas kemungkinan dapat mengurangi biaya-biaya yang diperlukan yaitu dengan
cara memperkecil jumlah kerusakan dan pemborosan yang terjadi dalam produksi
dan dapat dihindari.
Dari keterangan
di atas dapat diketahui bahwa setiap aktivitas pengawasan kualitas merupakan
usaha tercapainya tujuan dalam pengawasan produksi. Jadi pengawasan kualitas
mempunyai hubungan yang erat dengan pengawasan produksi dan tidak adanya
pengawasan terhadap kualitas akan mengakibatkan perusahaan berjalan tidak
efisien yang pada akhirnya proses produksi tidak akan berjalan lancar. Dalam
melaksanakan kegiatan proses produksi biasanya terdapat beberapa pilihan dalam
hal peralatan proses produksi yang akan dipakai, mulai dari penentuan tempat
operasi, perencanaan gedung yang sesuai, sampai kepada penentuan dan pilihan
mesin-mesin serta fasilitas produksi lainnya. Sehingga rancangan produksi
barang yang akan diproses tidak terlepas dari standar kualitas produk
perusahaan, yang akan memudahkan untuk melakukan pengawasan produk akhir.
Memang perlu disadari bahwa tidak ada produk yang sempurna dan mempunyai
spesifik produk yang sama dengan apa yang ditentukan dalam standar. Tetapi
dengan adanya batasan-batasan pengawasan dan batasan toleransi tertentu dapat
diambil keputusan apakah produk tersebut layak untuk dipasarkan.
Adapun
langkah-langkah yang perlu diambil oleh keputusan dalam perencanaan penentuan standar
kualitas adalah:
1.
Mempertimbangkan
persaingan dan kualitas produk pesaing,
2.
Mempertimbangkan
kegunaan terakhir produk,
3.
Kualitas harus
sesuai dengan harga jual,
4.
Perlu tim yang
berkecimpung dalam bidang-bidang.
a.
penjualan yang
mewakili konsumen
b.
teknik yang
mengatur desain dan kualitas
c.
pembelian yang
menentukan kualitas bahan
d.
produk yang
menentukan biaya produksi berbagai kualitas alternatif,
5.
Setelah
ditentukan dan disesuaikan keinginan konsumen dengan kendala teknologi, maka
bahan baku produksinya harus tersedia dan terpelihara kualitasnya. Hal ini
dilaksanakan oleh staf pengamat produksi. Pemeriksaan hanya mengecek
keefektifan pekerja bagian produksi dalam menghasilkan barang sesuai dengan
standar kualitas.
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Tata letak merupakan satu keputusan penting yang menentukan efisiensi
sebuah operasi dalam jangka panjang. Tata letak memiliki banyak dampak
strategis karena tata letak menentukan daya saing perusahaan dalam hal
kapasitas, proses fleksibilitas, dan biaya, serta kualitas lingkungan kerja,
kontak pelanggan, dan citra perusahaan. Tata letak yang efektif dapat membantu
organisasi mencapai sebuah strategi yang menunjang diferensiasi, biaya rendah,
atau respon cepat.
Konsep produktivitas kerja dapat
dilihat dari dua dimensi, yaitu
dimensi individu dan dimensi organisasian. Dimensi individu melihat produktivitas dalam kaitannya dengan
karakteristikkarakteristik kepribadian
individu yang muncul dalam bentuk sikap mental dan mengandung makna keinginan
dan upaya individu yang selalu
berusaha untuk meningkatkan kualitas kehidupannya. Sedangkan dimensi keorganisasian melihat
produktivitas dalam kerangka
hubungan teknis antara masukan (input) dan keluaran (out put). Oleh karena itu dalam pandangan ini,
terjadinya peningkatan produktivitas tidak
hanya dilihat dari aspek kuantitas, tetapi
juga dapat dilihat dari aspek kualitas.
Menurut
Sofyan Assauri, istilah kualitas diartikan sebagai faktor yang terdapat dalam
suatu barang atau hasil yang menyebabkan barang atau hasil tersebut sesuai
dengan tujuan untuk apa barang tersebut dimaksud atau dibutuhkan. Dengan
demikian pengawasan kualitas adalah suatu aktivitas untuk menjaga dan
mengarahkan agar kualitas produk perusahaan dapat dipertahankan. Hal ini
dilaksanakan dengan tujuan meningkatkan kepuasan konsumen, penggunaan biaya
serendah mungkin dan selesai tepat pada waktunya.
B. Saran
Makalah
ini belum begitu lengkap di harapkan kepada mahasiswa untuk mencari sumber-
sumber yang lebih lengkap lagi dan kepada yang sudah menjadi guru harus tahu
tentang program-program yang ada di dalam sekolah kita.
DAFTAR PUSTAKA
Kasmir, Jakfar. 2003, Studi Kelayakan Bisnis, Kencana Prenad
Media Group, Jakarta.
asmir dan Jakfar. Studi
Kelayakan Bisnis. Edisi Kedua. Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2008.
Soparto, Ekonomi, Jakarta, Permata: 2006
Soparto, Ekonomi, Jakarta, Permata: 2006
Tidak ada komentar:
Posting Komentar