Breaking News

Rabu, 06 September 2017

MAKALAH ASPEK TEKNIK DAN TEKNOLOGI

MAKALAH
ASPEK TEKNIK DAN TEKNOLOGI
Makalah Disusun untuk Memenuhi Tugas dalam Mata Kuliah
Studi Kelayakan Bisnis
Dosen Pembimbing
FITRIA, MA.
Oleh
Kelompok V
Iis Maisaroh
Susanto
Suhendi


 













FAKULTAS TARBIYAH
SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH(STIT)
PRINGSEWU


BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang Masalah
Tujuan studi aspek ini adalah untuk meyakini apakah secara teknis dan pilihan teknologi, rencana bisnis dapat dilaksanakan secara layak atau tidak layak , baik pada saat pembangunan proyek atau operasional secara rutin dalam makalah ini kami akan membahas studi aspek teknik dan teknologi.
Manajemen operasional adalah suatu fungsi atau kegiatan manajemen yang meliputi perancanaan, organisasi staffing, koordinasi, pengarahan, dan pengawasan terhadap operasi perusahaan. Operasi ini merupakan suatu kegiatan ( didalam perusahaan ) untuk mengubah masukan menjadi keluaran, sehingga keluarannya akan lebih bermanfaat dari masukannya. Keluaran tersebut dapat berupa barang dan / atau jasa. Tugas menajemen di perusahaan adalaha untuk mendukung manajemen dalam rangka pengambiulan keputusan masalah-masalah produksi/operasi.
Banyak sekali aspek teknik dan teknilogi tapi disini kami hanya membahas beberapa saja.

B.     Rumusan  Makalah
Ø  Bagaimana Perencanaan Letak Pabrik Dan Tata Letak   ( Layout ) ?
Ø  Bagaimana Perencanaan Jumlah Produksi
Ø  Bagaimana menjalankan Manajemen Persediaan
Ø  Mengetahuin Pengawasan Kualitas Produk

C.    Tujuan Masalah
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah selain memenuhi tugas dosen, dalam rangka pengambilan nilai, juga dijadikan bahan diskusi kelompok pada mata kuliah studi kelayakan bisnis.





BAB II
PEMBAHASAN

A.    Perencanaan Letak Pabrik Dan Tata Letak
a.      Pengertian Letak Pabrik
Menurut Wignjosoebroto,
“Tata letak pabrik dapat didefinisikan sebagai tata cara pengaturan fasilitas–fasilitas pabrik guna menunjang kelancaran proses produksi. Pengaturan tersebut akan memanfaatkan luas area (space) untuk penempatan mesin atau fasilitas penunjang produksi lainnya, kelancaran gerakan–gerakanmaterial, penyimpanan material (storage) baik yang bersifat temporer maupun permanen, personil pekerja dan sebagainya”.
Dalam tata letak pabrik ada 2 (dua) hal yang diatur letaknya yaitu pengaturan mesin (machine layout) dan pengaturan departemen yang ada dari pabrik (department layout). Bilamana kita menggunakan istilah tata letak pabrik, seringkali hal ini kita artikan sebagai pengaturan peralatan/fasilitas produksi yang sudah ada (the existing arrangement) ataupun bisa juga diartikan sebagai perencanaan tata letak pabrik yang baru sama sekali (the new layout plan).

Tata letak merupakan satu keputusan penting yang menentukan efisiensi sebuah operasi dalam jangka panjang. Tata letak memiliki banyak dampak strategis karena tata letak menentukan daya saing perusahaan dalam hal kapasitas, proses fleksibilitas, dan biaya, serta kualitas lingkungan kerja, kontak pelanggan, dan citra perusahaan. Tata letak yang efektif dapat membantu organisasi mencapai sebuah strategi yang menunjang diferensiasi, biaya rendah, atau respon cepat.

Semua kasus desain tata letak harus mempertimbangkan bagaimana untuk
dapat mencapai :
·         Utilisasi ruang, peralatan, dan orang yang lebih tinggi.
·         Aliran informasi, barang, atau orang yang lebih baik.
·         Moral karyawan yang lebih baik, juga kondisi lingkungan kerja yang lebih aman.
·          Interaksi dengan pelanggan yang lebih baik.
·         Fleksibilitas (bagaimanapun kondisi tata letak yang ada sekarang, tata letak tersebut akan perlu diubah).
b.      Definisi Perancangan Tata Letak
Perancangan tata letak didefinisikan sebagai perancangan lokasi dan konfigurasi departemen-departemen, stasiun kerja, dan semua peralatan yang terlibat dalam proses konversi bahan baku menjadi barang jadi.
 James M. Apple mendefinisikan perancangan tata letak pabrik sebagai perencanaan dan integrasi aliran komponen-komponen suatu produk untuk mendapatkan interelasi yang paling efektif dan efisien antar operator, peralatan, dan proses transformasi material dari bagian penerimaan sampai ke bagianpengiriman produk jadi.

Berdasarkan hierarki perencanaan fasilitas dan definisi perancangan tata letak yang telah diuraikan sebelumnya, maka pengertian perancangan tata letak yang dipakai dalam tugas akhir ini adalah pengaturan konfigurasi stasiun kerja produksi yang disusun berdasarkan interaksi antar departemen yang memenuhi kriteria-kriteria tertentu sehingga interaksi tersebut optimal dalam proses transformasi material dari bahan mentah menjadi produk jadi.
B.     Perencanaan Jumlah Produksi
a.      Pengertian produksi
Produksi adalah suatu kegiatan yang mengubah input menjadi output. Kegiatan tersebut dalam ekonomi biasa di nyatakan dalam fungsi produk, Fungsi produk menunjukkan jumiah maksimum output yang dapat dihasilkan dari pemakaian sejumlah input dengan menggunakan teknogi tertentu. (sugiarto, dkk, 2002 : him 202)
b.      Fungsi Produksi
Pada umumnya ekonomi menggunakan fungsi produksi untuk menggambarkan hubungan antara input dan output. Fungsi produksi menunjjukan berapa banyak jumlah maksimum output yang dapat diproduksi apabila sejumlah input yang tertentu dipergunakan pada proses produksi(Sri Adiningsi, 1999: hlm 5)
Fungsi produksi adalah suatu skedul (atau tabel atau persamaan matematis) yang menggambarkan jumlah output maksimum yang dapat dihasilkan dari satu set faktor produksi tertentu, dan pada tingkat teknologi tertentu pula. Singkatnya fungsi produksi adalah katalog dari kemungkinan hasil produksi(Ari Sudarman, 2004: hlm 108)
Fungsi produksi menunjukkan sifat hubungan di antara faktor­faktor produksi dan tingkat produksi yang dihasilkan. Faktor-faktor produksi dikenal pula dengan istilah input dan jumlah produksi selalu juga disebut sebagai output.(Sadono Sukirno, 2008 : him 193)
Dari pengertian diatas dapat dipahami mengenai unsur-unsur dan Faktor-faktor produksi disini yang dimaksud adalah tanah, modal, tenaga kerja dan keahlian keusahawan dimana tetap jumlahnya. Hanya tenaga kerja dipandang sebagai faktor produksi yang berubah-ubah. jumlahnya. Dengan demikian perkaitan antara faktor produksi yang digunakan dan tingkat produksi yang dicapai adalah perkaitan antara jumlah tenaga kerja yang digunakan dan jumlah produksi yang dicapai. 3 variabel independen yaitu Bahan Baku, Tenaga Kerja, dan Pemasaran Hasil produksi.
Ø  Bahan baku
Menurut Mulyadi (1986: 118) bahan baku adalah bahan yang membentuk bagian integral produk jadi. Bahan baku yang diolah dalam perusahaan manufaktur dapat diperoleh dari pembelian lokal, pembelian import atau dari pengolahan sendiri.
Adapun jenis jenis bahan baku menurut Gunawan Adisaputro dan Marwan Asri (1982: 185) terdiri dari
1. Bahan baku langsung (direct material)
`        Bahan baku langsung adalah semua bahan baku yang merupakan bagian daripada barang jadi yang dihasilkan. Biaya yang dikeluarkan untuk membeli bahan mentah langsung ini mempunyai hubungan yang erat dan sebanding dengan jumlah barang jadi yang dihasilkan.
2. Bahan baku tak langsung (indirect material)
Bahan baku tak langsung adalah bahan baku yang ikut berperanan dalam proses produksi, tetapi tidak secara langsung tamapak pada barang jadi yang dihasilkan. Seandainya barang jadi yang dihasilkan adalah meja dan kursi maka kayu merupakan bahan baku langsung, sedangkan paku dan plamir merupakan bahan mentah tak langsung.
Ø  Tenaga kerja
Tenaga Kerja adalah seluruh jumlah penduduk yang dianggap dapat bekerja dan sanggup bekerja jika ada permintaan kerja, tenaga kerja dapat dilihat dari konsep produktivitasnya. Sumber : socialrewardsurvey
Tenaga kerja faktor produksi ini bukan saja berarti jumlah buruh yang terdapat dalam perekonomian. Pengertian tenaga kerja meliputi juga keahlian dan ketrampilan yang mereka miliki. Dari segi keahlian dan pendidikannya, tenaga kerja di bedakan kepada tiga golongan berikut:
·         Tenaga kerja kasar adalah tenaga kerja yang tidak berpendidikan atau rendah pendidikannya dan tidak memiliki keahlian dalam suatu bidang pekerjaan,
·         Tenaga kerja terampil adalah tenaga kerja yang memilki keahlian dari pelatihan atau dari pengalaman kerja seperti montir mobil, tukang kayu dan ahli merepasi TV dan radio.
·         Tenaga karja terdidik adalah tenaga kerja yang memiliki pendidikan cukup tinggi dan ahli dalam bidang tertentu seperti dokter, akuntan, ahli ekonom dan insinyur. .(sudono sukirno, 2003: hlm 7)

 Konsep produktivitas kerja dapat dilihat dari dua dimensi, yaitu dimensi individu dan dimensi organisasian. Dimensi individu melihat produktivitas dalam kaitannya dengan karakteristik­karakteristik kepribadian individu yang muncul dalam bentuk sikap mental dan mengandung makna keinginan dan upaya individu yang selalu berusaha untuk meningkatkan kualitas kehidupannya. Sedangkan dimensi keorganisasian melihat produktivitas dalam kerangka hubungan teknis antara masukan (input) dan keluaran (out put). Oleh karena itu dalam pandangan ini, terjadinya peningkatan produktivitas tidak hanya dilihat dari aspek kuantitas, tetapi juga dapat dilihat dari aspek kualitas,
C.    Manajemen Persedian
Pengendalian persediaan: aktivitas mempertahankan jumlah persediaan pada tingkat yang dikehendaki. Pada produk barang, pengendalian persediaan ditekankan pada pengendalian material. Pada produk jasa, pengendalian diutamakan sedikit pada material dan banyak pada jasa pasokan karena konsumsi sering kali bersamaan dengan pengadaan jasa sehingga tidak memerlukan persediaan
MENGAPA PERSEDIAAN DIKELOLA?
1.           Persediaan merupakan investasi yang membutuhkan modal besar.
2.           Mempengaruhi pelayanan ke pelanggan.
3.           Mempunyai pengaruh pada fungsi operasi, pemasaran, dan fungsi keuangan.
TUJUAN PERSEDIAAN
1.      Menghilangkan pengaruh ketidakpastian (mis: safety stock)
2.      Memberi waktu luang untuk pengelolaan produksi dan pembelian
3.      Untuk mengantisipasi perubahan pada permintaan dan penawaran.
4.      Menghilangkan/mengurangi  risiko keterlambatan pengiriman bahan
5.      Menyesuaikan dengan jadwal produksi
6.      Menghilangkan/mengurangi resiko kenaikan harga
7.      Menjaga persediaan bahan yang dihasilkan secara musiman
8.      Mengantisipasi permintaan yang dapat diramalkan.
9.      Mendapatkan keuntungan dari quantity discount
10.  Komitmen terhadap pelanggan.

D.    Pengawas Kualitas Produksi
a.      Pengertian kualias
Pengertisn manajemen kualitas ini banyak sekali, yang kadang berbeda satu dengan yang lainnya karena kegunaan masing-masing yang juga berbeda. Di antaranya mendefinisikan pengertian kualitas sebagai daya tahan, misalnya warna kimia, daya tahan mobil atau motor dan lain-lain.
Menurut Sofyan Assauri, istilah kualitas diartikan sebagai faktor yang terdapat dalam suatu barang atau hasil yang menyebabkan barang atau hasil tersebut sesuai dengan tujuan untuk apa barang tersebut dimaksud atau dibutuhkan. Dengan demikian pengawasan kualitas adalah suatu aktivitas untuk menjaga dan mengarahkan agar kualitas produk perusahaan dapat dipertahankan. Hal ini dilaksanakan dengan tujuan meningkatkan kepuasan konsumen, penggunaan biaya serendah mungkin dan selesai tepat pada waktunya.

b.      Pengawasan Kualitas
Pengawasan kualitas yang baik akan membantu dalam kelancaran proses produksi, sehingga aktivitas produksi akan dapat mencapai sasarannya. Dengan adanya pengawasan kualitas kemungkinan dapat mengurangi biaya-biaya yang diperlukan yaitu dengan cara memperkecil jumlah kerusakan dan pemborosan yang terjadi dalam produksi dan dapat dihindari.
Dari keterangan di atas dapat diketahui bahwa setiap aktivitas pengawasan kualitas merupakan usaha tercapainya tujuan dalam pengawasan produksi. Jadi pengawasan kualitas mempunyai hubungan yang erat dengan pengawasan produksi dan tidak adanya pengawasan terhadap kualitas akan mengakibatkan perusahaan berjalan tidak efisien yang pada akhirnya proses produksi tidak akan berjalan lancar. Dalam melaksanakan kegiatan proses produksi biasanya terdapat beberapa pilihan dalam hal peralatan proses produksi yang akan dipakai, mulai dari penentuan tempat operasi, perencanaan gedung yang sesuai, sampai kepada penentuan dan pilihan mesin-mesin serta fasilitas produksi lainnya. Sehingga rancangan produksi barang yang akan diproses tidak terlepas dari standar kualitas produk perusahaan, yang akan memudahkan untuk melakukan pengawasan produk akhir. Memang perlu disadari bahwa tidak ada produk yang sempurna dan mempunyai spesifik produk yang sama dengan apa yang ditentukan dalam standar. Tetapi dengan adanya batasan-batasan pengawasan dan batasan toleransi tertentu dapat diambil keputusan apakah produk tersebut layak untuk dipasarkan.
Adapun langkah-langkah yang perlu diambil oleh keputusan dalam perencanaan penentuan standar kualitas adalah:
1.      Mempertimbangkan persaingan dan kualitas produk pesaing,
2.      Mempertimbangkan kegunaan terakhir produk,
3.      Kualitas harus sesuai dengan harga jual,
4.      Perlu tim yang berkecimpung dalam bidang-bidang.
a.       penjualan yang mewakili konsumen
b.      teknik yang mengatur desain dan kualitas
c.       pembelian yang menentukan kualitas bahan
d.      produk yang menentukan biaya produksi berbagai kualitas alternatif,
5.      Setelah ditentukan dan disesuaikan keinginan konsumen dengan kendala teknologi, maka bahan baku produksinya harus tersedia dan terpelihara kualitasnya. Hal ini dilaksanakan oleh staf pengamat produksi. Pemeriksaan hanya mengecek keefektifan pekerja bagian produksi dalam menghasilkan barang sesuai dengan standar kualitas.




BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
A.    Kesimpulan
Tata letak merupakan satu keputusan penting yang menentukan efisiensi sebuah operasi dalam jangka panjang. Tata letak memiliki banyak dampak strategis karena tata letak menentukan daya saing perusahaan dalam hal kapasitas, proses fleksibilitas, dan biaya, serta kualitas lingkungan kerja, kontak pelanggan, dan citra perusahaan. Tata letak yang efektif dapat membantu organisasi mencapai sebuah strategi yang menunjang diferensiasi, biaya rendah, atau respon cepat.
            Konsep produktivitas kerja dapat dilihat dari dua dimensi, yaitu dimensi individu dan dimensi organisasian. Dimensi individu melihat produktivitas dalam kaitannya dengan karakteristik­karakteristik kepribadian individu yang muncul dalam bentuk sikap mental dan mengandung makna keinginan dan upaya individu yang selalu berusaha untuk meningkatkan kualitas kehidupannya. Sedangkan dimensi keorganisasian melihat produktivitas dalam kerangka hubungan teknis antara masukan (input) dan keluaran (out put). Oleh karena itu dalam pandangan ini, terjadinya peningkatan produktivitas tidak hanya dilihat dari aspek kuantitas, tetapi juga dapat dilihat dari aspek kualitas.
Menurut Sofyan Assauri, istilah kualitas diartikan sebagai faktor yang terdapat dalam suatu barang atau hasil yang menyebabkan barang atau hasil tersebut sesuai dengan tujuan untuk apa barang tersebut dimaksud atau dibutuhkan. Dengan demikian pengawasan kualitas adalah suatu aktivitas untuk menjaga dan mengarahkan agar kualitas produk perusahaan dapat dipertahankan. Hal ini dilaksanakan dengan tujuan meningkatkan kepuasan konsumen, penggunaan biaya serendah mungkin dan selesai tepat pada waktunya.

B.     Saran
Makalah ini belum begitu lengkap di harapkan kepada mahasiswa untuk mencari sumber- sumber yang lebih lengkap lagi dan kepada yang sudah menjadi guru harus tahu tentang program-program yang ada di dalam sekolah  kita.



DAFTAR PUSTAKA

Kasmir, Jakfar. 2003, Studi Kelayakan Bisnis, Kencana Prenad Media Group, Jakarta.
asmir dan Jakfar. Studi Kelayakan Bisnis. Edisi Kedua. Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2008. 
Soparto, Ekonomi, Jakarta, Permata: 2006












Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Designed By Susanto,S.Pd.I.,S.Kom.