Susanto
STMIK Pringsewu Lampung
Jl. Wisma Rini No. 09 pringsewu Lampung
website: www.stmikpringsewu.ac.id
ABSTRAK
Kualitas
sebuah sekolah dipengaruhi oleh beberapa hal, salah satunya adalah sumber daya
manusia, yaitu siswa yang dimiliki sekolah tersebut. Untuk memiliki sumber daya
siswa yang berkualitas maka diperlukan adanya penyeleksian dalam penerimaan
siswa di sebuah sekolah. Begitu pula bagi MA Al-Falah Gunung Kasih yang
merupakan salah satu MA swasta yang terdapat di kec. Pugung. Selama ini
penerimaan siswa baru pada MA Al-Falah Gunung Kasih hanya mengacu pada nilai
rapor SMP atau MTs, sedangkan nilai test tertulis hanya digunakan sebagai
pendukung. Pada kenyataannya cukup banyak calon siswa yang mendaftar pada MA
Al-Falah Gunung Kasih yang memiliki nilai rapor SMP atau MTs yang tinggi,
karena jumlah calon siswa yang mendaftar melebihi kapasitas, maka penyeleksian
penerimaan siswa berdasarkan perangkingan nilai rapor SMP atau MTs, dan test
tertulis saja. Dari permasalahan yang ada terkadang ada calon siswa yang
tersisihkan karena memperoleh nilai test yang cukup padahal dia memiliki
prestasi non akademik, dan kepribadian yang baik. Kriteria selain nilai
akademik, dan seperti nilai kepribadian dan non akademik, mestinya dapat
dijadikan kriteria juga untuk menentukan siswa yang benar-benar layak diterima.
Non akademik merupakan prestasi diluar bidang akademik yang pernah dicapai
seorang siswa. Test wawancara merupakan penilaian terhadap kepribadian yang
dimiliki calon siswa. Sistem pendukung keputusan ini berfungsi sebagai alat
bantu MA Al-Falah Gunung Kasih dalam mengambil keputusan pada proses seleksi
penerimaan siswa baru.
Kata
kunci : sistem, sistem pendukung keputusan, siswa, SAW
1.
PENDAHULUAN
1.1. Latar
Belakang Masalah
Kualitas
sebuah sekolah dipengaruhi oleh beberapa hal, salah satunya adalah sumber daya
manusia, yaitu siswa yang dimiliki sekolah tersebut. Untuk memiliki sumber daya
siswa yang berkualitas maka diperlukan adanya seleksi penerimaan siswa baru yang
merupakan agenda rutin tahunan bagi sebuah sekolah. Dengan semakin
berkembangnya jaman dan pertumbuhan penduduk dari tahun ke tahun, membuat
semakin tinggi pula calon siswa yang mendaftarkan diri di sebuah sekolah. Namun
keterbatasan fasilitas, sarana, dan prasarana sebuah sekolah terkadang sekolah
tidak dapat menampung semua calon siswa yang mendaftar. Supaya sekolah
mendapatkan sumber daya siswa yang berkualitas maka perlu dilakukan penyaringan
penerimaan siswa baru.
Begitu
pula bagi MA Al-Falah Gunung Kasih yang merupakan salah satu MA swasta yang
terdapat di kota Tanggamus. Selama ini penerimaan siswa baru hanya mengacu pada
nilai rapor SMP atau MTs, sedangkan nilai test tertulis hanya digunakan sebagai
pendukung. Pada kenyataannya cukup banyak calon siswa yang mendaftar pada MA
Al-Falah Gunung Kasih yang memiliki nilai rapor SMP atau MTs yang tinggi,
karena jumlah calon siswa yang mendaftar melebihi kapasitas, maka penyeleksian
penerimaan siswa berdasarkan perangkingan nilai rapor SMP atau MTs, dan test
tertulis saja. Dari permasalahan yang ada terkadang ada calon siswa yang
tersisihkan karena memperoleh nilai test yang cukup padahal dia memiliki prestasi
non akademik, dan kepribadian yang baik. Namun kualitas siswa yang baik tidak
hanya di bidang akademik saja, di luar akademik dan kepribadian pun juga di
butuhkan untuk persaingan dikehidupan nyata. Kreteria selain nilai akademik,
dan seperti nilai kepribadian dan non akademik, mestinya dapat dijadikan
criteria juga untuk menentukan siswa yang benar-benar layak diterima. Non
akademik merupakan prestasi diluar bidang akademik yang pernah tercapai seorang
siswa. Test wawancara merupakan penilaian terhadap kepribadian yang dimiliki
calon siswa. Sistem pendukung keputusan ini berfungsi sebagai alat bantu MA
Al-Falah Gunung Kasih dalam mengambil keputusan pada proses seleksi penerimaan
siswa baru.
Metode
yang digunakan adalah Simple Additive
Weighting (SAW) karena metode SAW sesuai untuk proses pengambilan keputusan
karena dapat menentukan nilai bobot untuk setiap atribut, kemudian dilanjutkan
dengan proses perangkingan yang akan menyeleksi aternatif terbaik dari sejumlah
alternatif terbaik. Selain itu, kelebihan dari model SAW dibandingkan dengan
model pengambilan keputusan yang lain terletak pada kemampuannya untuk
melakukan penilaian secara lebih tepat karena didasarkan pada nilai kriteria
dan bobot prefensi yang sudah ditentukan. Henry Wibowo S (2010) menyatakan
bahwa total perubahan nilai yang dihasilkan oleh metode SAW lebih banyak
sehingga metode SAW sangat relevan untuk menyelesaikan masalah pengambilan
keputusan. Dan dalam pengembangan sistem Sistem Pendukung Keputusan ini
menggunakan metode waterfall.
Berdasarkan
permasalahan yang telah diuraikan diatas maka metode SAW dalam sistem Pendukung
Keputusan Untuk Menyeleksi Penerimaan Siswa Baru Pada MA Al-Falah Gunung Kasih
sangat tepat.
1.2 Rumusan Masalah
Bagaimana membuat aplikasi dari sistem pendaftaran siswa baru
dengan metode Simple Additive Weighting.
1.3.Batasan
Masalah
Agar pembahasan penelitian ini tidak menyimpang dari
apa yang telah dirumuskan, maka diperlukan batasan – batasan dalam penelitian
ini adalah :
1.
Metode yang digunakan adalah Simple
Additive Weighting.
2.
Menghasilkan sebuah aplikasi yang dapat
memberikan keputusan kepada pihak sekolah dalam proses penilaian calon siswa
baru.
1.4. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1.4.1.
Tujuan Penelitian
Berdasarkan permasalahan yang diteliti,
maka maksud dari penulisan tugas akhir ini adalah untuk membangun sistem
pendukung keputusan peneriamaan siswa baru dengan menggunakan metode Simple Additive Weighting di MA Al-Falah
Gunung Kasih. Sedangkan tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini adalah :
1. Mempermudah
pekerjaan panitia penerimaan siswa baru MA Al-Falah Gunung Kasih dalam
pengolahan data siswa baru.
2. Meminimalisir
kesalahan yang dilakukan oleh panitia penerimaan siswa baru MA Al-Falah Gunung
Kasih dalam mengolah data calon siswa baru.
1.4.2.
Manfaat Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah dan tujuan
penelitian yang telah ditentukan diatas, maka manfaat dari penelitian ini
diantaranya adalah :
1. Membantu panitia
penerimaan siswa baru dalam menyeleksi siswa yang akan dididik.
2. Untuk mendapatkan data siswa yang lebih unggul dibandingkan dengan yang lainnya . berdasarkan kretiria yang
digunakan.
3. Untuk menambah wawasan penulis dalam menyeleksi penerimaan siswa baru di dalam
sekolahan.
2. LANDASAN TEORI
2.1. Sistem
Sistem
berasal dari bahasa Latin (systema) dan bahasa Yunani (sustema)
adalah suatu kesatuan yang terdiri komponen atau elemen yang dihubungkan
bersama untuk memudahkan aliran informasi, materi atau energi. Istilah ini
sering dipergunakan untuk menggambarkan suatu set entitas yang berinteraksi, di
mana suatu model matematika seringkali bisa dibuat.
Sistem
merupakan kumpulan elemen yang saling berkaitan yang bertanggung jawab
memproses masukan (input) sehingga menghasilkan keluaran (output).
Fungsi sistem yang utama adalah menerima masukan, mengolah masukan, dan
menghasilkan masukan. Agar dapat menjalankan fungsinya ini, sistem akan
memiliki komponen-komponen input, proses, keluaran, dan kontrol untuk
menjamin bahwa semua fungsi dapat berjalan dengan baik (Kusrini, 2007 hal 11).
Sistem
adalah sebuah bagian-bagian atau komponen yang terpadu untuk suat tujuan. Model
dasar dari bentuk sistem ini adalah adanya maskan, pengolahan, dan keluaran.
Akan tetapi, sistem ini dapat dikembangkan hingga menyetakan media penyimpanan,
sistem dapat dibuka dan ditutup akan tetapi sisteem biasanya adalah sistem
terbuka.(Tata Sutarbi,2012 hal 11).
2.2. Pengertian
informasi
Pengertian informasi menurut para ahli :
1. Menurut Sutarman (2009:14), “informasi adalah
sekumpulan fakta (data) yang diorganisasikan dengan cara tertentu sehingga
mereka mempunyai arti bagi penerimanya.
2. Menurut McLeod (2006:8), “informasi adalah data yang
tetah diolah menjadi bentuk yang memiliki arti bagi penerimanya dan bermanfaat
bagi pengambil keputusan saat ini atau mendatang.
3. Menurut Laudon (2011 : 08 ), “informasi adalah data
yang sudah dibentuk ke dalam sebuah formulir yang bermanfaat dan berguna untuk
manusia”.
Berdasarkan pendapat para ahli diatas dapat ditarik
kesimpulan bahwa informasi adalah data yang sudah diolah menjadi sebuah bentuk
yang berarti bagi pengguna, yang bermanfaat dalam pengambilan keputusan.
2.3. Sistem Pendukung
Keputusan (SPK)
Pengertian sistem pendukung keputusan menurut para ahli
sebagai berikut :
1.
Menurut Bonczek (1980), sistem pendukung keputusan merupakan suatu sistem
yang berbasis komputer yang terdiri dari tiga komponen yang saling berinteraksi
yaitu : sistem bahasa, sistem pengetahuan dan sistem pemrosesan masalah.
2.
Menurut widowo (2011), sistem pendukung keputusan adalah proses
pengambilan keputusan dibantu menggunakan komputer untuk membantu menggunakan
komputer untuk membantu pengambilan keputusan dengan menggunakan beberapa data
dan mobel tertentu untuk menyelesaikan beberapa masalah yang tidak terstruktur.
3.
Menurut alit (2012), sistem pendukung keputusan merupakan sebuah sistem
untuk mendukung para pengambil keputusan manajerial dalam situasi keputusan
semi terstruktur.
Dari pendapat yang
dikemukakan diatas dapat di simpulkan bahwa sistem pendukung keputusan adalah
suatu sistem informasi berbasis komputer
yang menghasilkan berbagai alternative keputusan untuk membantu
manajemen dalam menangani berbagai permasalahan yang testruktur atau pun tidak
terstruktur dengan menggunkan data dan model.
2.4.
Prosedur Pengambilan
Keputusan
Ada beberapa prosedur pengambilan keputusan
yaitu sebagai berikut :
1. Mengidentifikasi masalah.
2. Mengklarifikasi tujuan-tujuan khusus yang diinginkan.
3. Memeriksa berbagai kemungkinan untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan. Mengakhiri proses itu dengan menetapkan pilihan bertindak dengan
dasar fakta dan nilai (keputusan dan kemungkinan yang timbul). (Kusrini, 2007
hal 09)
2.5.
Model Pengambilan
Keputusan
Penyusunan sebuah model keputusan merupakan
suatu cara untuk mengembangkan hubungan-hubungan logis yang mendasarin
persoalan keputusan kedalam suatu bentuk model matematis yang mencerminkan
hubungan di antara faktor-faktor yang terlibat. Proses ini terdiri dari empat
fase, yaitu :
a. Penelusuran (Intelligence)
Tahap ini merupakan tahap pendefenisian
masalah serta indentifikasi informasi yang dibutuhkan yang berkaitan dengan
persoalan yang dihadapi serta keputusan yang akan diambil.
b. Perancangan (Design)
Tahap ini merupakan suatu proses untuk
merepresentasikan model sistem yang akan dibangun berdasarkan pada asumsi yang
telah ditetapkan. Dalam hal ini, suatu model dari masalah dibuat, diuji, dan
divalidasi.
c.
Pemilihan (Choice)
Tahap ini merupakan suatu proses melakukan
pengujian dan memilih keputusan terbaik berdasarkan kriteria tertentu yang
telah ditentukan dan mengarah kepada tujuan yang akan dicapai.
d. Implementasi (Implementation)
Tahap ini merupakan tahap pelaksanaan dari
keputusan yang telah diambil. Pada tahap ini perlu disusun tindakan yang terencana,
sehingga hasil keputusan dapat dipantau dan disesuaikan apabila diperlukan
perbaikanperbaikan.
Dalam membuat sebuah keputusan seringkali
akan dihadapi berbagai bentuk kerumitan dan lingkup permasalahan yang sangat
banyak. Untuk kepentingan tersebut, sebagian besar pembuat keputusan dengan
mempertimbangkan berbagai rasio manfaat/biaya, dihadapkan pada suatu keharusan
untuk mengandalkan seperangkat sistem yang mampu memecahkan masalah secara
efisien dan efektif, yang kemudian disebut Sistem Pendukung Keputusan (SPK).
(Kusrini,2007 hal 30).
2.6.
Tujuan dari Sistem
Pendukung Keputusan
Banyaknya defenisi yang dikemukakan menegenai
pengertian dan penerapan dari sebuah sistem pendukung keputusan, maka terdapat
tujuan sistem pendukung keputusan yaitu sebagai berikut :
1. Membantu manajer dalam pengambilaan keputusan atas masalah semi
terstruktur.
2. Memnberikan dukungan atas pertimbangan manajer dan bukannya
dimaksudkan untuk menggantikan fungsi manajer.
3. Meningkatkan efktivitas kputusan yang diambil manajer lebih dari
perbaikan efesiensinya.
4. Kecepatan komputasi, komputer memungkinkan para pengambil
keputusan untuk melakukan banyak komptasi secara cepat dengan biaya rendah.
5. Peningakatan produktifitas, membangun satu kelmpok pengambil
keputusan, terutama para pakar bias sangat mahal. Pendukung terkomputerisasi
bias megurangi ukurn kelompok dan memungkinkan para anggotanya untuk berada
diberbagai lokasi yag berbedabeda (menghemat biaya perjalanan).
6. Dukungan kualitas, koputer bissa meningkatakan kualitas keputusan
yang dibuat.
7. Berdaya saing.
2.7. Sekilas
Metode SAW
Metode
SAW sering juga
dikenal istilah metode
penjumlahan terbobot. Konsep dasar metode SAW adalah mencari penjumlahan
terbobot dari rating kinerja pada setiap alternatif pada semua atribut.
Metode SAW membutuhkan proses normalisasi matriks keputusan (X) ke suatu skala
yang dapat diperbandingkan dengan semua rating alternatif yang ada.
2.8. Formula Simple
Additive Weighting (SAW)
Formula untuk melakukan normalisasi
tersebut adalah sebagai berikut:
rij
= xij
Jika j adalah atribut keuntungan (benefit) Maxi
x ij
rij
= Mini
xij Jika j adalah atribut biaya (cost)
xij
rij
adalah rating kinerja ternormalisasi dari alternatif Ai
pada atribut Cj;
I =1,2,...,m dan j =1,2,...,n.
2.9. Nilai
Preferensi
Simple
Additive Weighting
Nilai preferensi untuk
setiap alternatif (Vi) diberikan sebagai berikut :
n
Vi
= ∑
j=i
Nilai Vi yang lebih besar
mengindikasikan bahwa alternatif Ai lebih terpilih.
2.10.
Tahapan Pengembangan
Sistem
Proses
pengembangan sistem yang dipakai adalah Waterfall. Model pendekatan ini
dilakukan secara rinci dan direncanakan dengan baik. Tahapan yang dilakukan
dalam pendekatan ini adalah [6] :
Analisis
Desain Sistem
Coding
/
Testing
Maintenance
Gambar 1. Waterfall
3.
Analisa
MA Al-Falah Gunung Kasih merupakan salah satu
sekolah swasta yang dalam proses penerimaan siswa baru di setiap tahun nya
mengalami peningkatan, sehingga tidak dapat menampung semua calon siswa yang
mendaftar pada MA Al-Falah Gunung Kasih.
Penyeleksian Penerimaan calon siswa ditentukan berdasarkan 4 (empat) kriteria,
antara lain :
1.
Nilai rapor
2.
Test Tertulis
3.
Prestasi non akademik
4.
Tes wawancara
Bobot preferensi masing - masing criteria adalah :
Nama
Kriteria
|
|
Nilai
|
Keterangan
|
|||
|
|
Bobot
|
|
|||
Nilai rapor
|
|
25
|
C1
|
|||
Test Tertulis
|
|
30
|
C2
|
|||
Prestasi
|
Non
|
20
|
C3
|
|||
Akademik
|
|
|
|
|||
Test Wawancara
|
25
|
C4
|
||||
Kreteria Nilai Nilai Rapor
NO
|
Range Rata – Rata Nilai Rapor
|
Nilai
|
1
|
80 - 100
|
1
|
2
|
70 - 79
|
0,8
|
3
|
60 – 69
|
0,6
|
4
|
50 – 59
|
0,4
|
5
|
0 – 49
|
0,2
|
Kreteria
Nilai Test Tertulis
NO
|
Range Rata
– Rata Nilai Test
|
Nilai
|
1
|
80 - 100
|
1
|
2
|
70 - 79
|
0,8
|
3
|
60 – 69
|
0,6
|
4
|
50 – 59
|
0,4
|
5
|
0 – 49
|
0,2
|
Kreteria Nilai Test Wawancara
NO
|
Range Rata – Rata Nilai Test
|
Nilai
|
1
|
80 - 100
|
1
|
2
|
70 - 79
|
0,8
|
3
|
60 – 69
|
0,6
|
4
|
50 – 59
|
0,4
|
5
|
0 – 49
|
0,2
|
Kriteria
Prestasi Non Akademik
|
Kriteria
|
|
|
Sub
Kriteria
|
|
|
Nilai
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|||
|
|
|
|
|
|
|
Crisps
|
|
|
|
|
|
|
Juara I,II tingkat
|
100
|
|
|
||
|
|
|
|
internasional
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Juara III tingkat
|
90
|
|
|
||
|
Prestasi
|
|
internasional, Juara I
|
|
|
|
|
||
|
non
|
|
tingkat nasional
|
|
|
|
|
||
|
akademik
|
|
Juara II,III tingkat
|
85
|
|
|
|||
|
|
|
|
Nasional
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Juara I,II tingkat
|
80
|
|
|
||
|
|
|
|
Daerah
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Juara III tingkat
|
75
|
|
|
||
|
|
|
|
Daerah
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Juara
I tingkat
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Sekolah
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Juara II,III tingkat
|
70
|
|
|
||
|
|
|
|
Sekolah
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Tanpa prestasi
|
60
|
|
|
3.1 Perhitungan
SAW Untuk Seleksi Penerimaan Siswa Baru
Berikut perhitungan
manual berdasarkan contoh kasus. Diambil tiga sample calon siswa dengan data
sebagai berikut:
1.
Sampel Nilai Calon Siswa
Tabel 1.
Sampel Nilai Calon Siswa
|
|
|
|
|
Kriteria
|
|
|
Alternatif
|
|
Nilai
|
Nilai
|
Nilai
|
Nilai Test
|
|
|
|
Rapor
|
Test
|
Prestasi
|
Wawancara
|
|
|
|
|
Tertulis
|
Non
|
|
|
|
|
|
|
Akademik
|
|
|
Ali
|
75
|
85
|
60
|
80
|
|
|
Febri
|
|
77
|
80
|
75
|
82
|
|
Dayat
|
|
70
|
70
|
60
|
70
|
2.
Rating kecocokan dari
setiap alternative pada setiap criteria
Tabel 2. Rating
Kecocokan dari setiap alternative pada setiap criteria
|
|
|
|
|
Kriteria
|
|
|
|
Alternatif
|
|
C1
|
C2
|
|
C3
|
C4
|
|
A1
|
|
75
|
85
|
|
60
|
80
|
|
A2
|
77
|
80
|
|
75
|
82
|
|
|
A3
|
|
70
|
70
|
|
60
|
70
|
3.
Matrik keputusan dari tabel rating
kecocokan dari setiap alternative pada setiap kriteria.
Pengambil
keputusan memberikan nilai alternatif, berdasarkan tingkat kepentingan
masing-masing kriteria yang dibutuhkan sebagai berikut:
Vektor bobot [W]={25,30,20,25}
membuat matriks keputusan X, dibuat dari tabel kecocokan sebagai berikut :
X
=
4. Normalisasi
matrik keputusan
Melakukan
normalisasi matriks dengan cara menghitung nilai rating siswa ternormalisasi
(rij) dari altenatif Ai pada atribut Cj berdasarkan persamaan yang disesuaikan
dengan jenis atribut (atribut keuntungan/benefit = MAKSIMUM atau atribut
biaya/cost = MINIMUM). Apabila berupa atribut keuntungan maka nilai crisp (Xij)
dari setiap kolom atribut dibagi dengan nilai crisp MAX (MAX Xij) dari tiap
kolom, sedangkan untuk atribut biaya nilai crisp MIN (Xij) dari tiap kolom.
Dengan cara menghitung nilai rating
penilaian siswa ternormalisasi ( rij ) berdasarkan persamaanyang disesuaikan
dengan jenis kriteria. Untuk semuakriteria ini menggunakan kriteria keuntungan
(benefit).
1.
Calon siswa Ali
2.
Calon siswa Febri
3.
Calon siswa Dayat
5.
Matrik ternomalisasi
Hasil dari nilai rating kinerja ternormalisasi akan
membentuk matrik ternormalisasi.
6.
Nilai preferensi
Nilai preferensi
didapat dari setiap
alternatif (Vi) dijumlahkan dengan hasil kali antara matriks
ternormalsasi (R) dengan nilai bobot (W).Nilai preferensi dari setiap
alternatif calon siswa adalah sebagai berikut :
V1=(0.97).(25)+(1.00).(30)+(0.80).(20)+(0.97).(25)}
= 94.7 V2= {(1.00).(25)+(0.94).(30)+(1.00).(20)+(1.00).(25)}= 98.2 V3={(0.90).(25)+(0.82).(30)+(0.80).(20)+(0.85).(25)}=
84.7
Nilai terbesar ada pada V2
sehingga alternatif A2 adalah rekomendasi alternatif yang terpilih sebagai
alternatif terbaik pada calon siswa Febriansyah.
4.
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
Dari hasil pengujian dan
implementasi sistem yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa :
1.
Aplikasi yang
dibangun dapat membantu panitia penerimaan siswa baru di MA Al-Falah Gunung
Kasih dalam pengambilan keputusan penerimaan calon siswa baru, karna dapat
memberikan informasi yang cepat, tepat, dan akurat.
2.
Form yang
dibangun berupa pendataan siswa, pendataan penilaian, dan pendataan anilisa.
Sedangkan hasil laporan yang diberikan yaitu laporan siswa, dan laporan analisa
yang tentunya akan sangat membantu dalam pengambilan keputusan penerimaan siswa
baru.
3.
Penerapam
metode simple additive weighting dilakukan dengan cara penentuan bobot pada
setiap kriteria dan pemenuhan syarat – syarat yang ada, sehingga akan diperoleh
nilai bobot dari semua kreteria dan akan diperoleh hasil dengan nilai dan
jumlah bobot yang peling tinggi. Hasil dari analisa sistem ini akan mampu
membantu pihak sekolah sebagai pendukung pengambilan keputusan.
4.2. Saran
Untuk pengembangan jurnal ini
maka penulis membarukan saran kepada semua pihak yang membaca :
1.
Admin
diharapkan dapat memproses, menerima, dan menjalankan sistem pendukung
keputusan ini secara maksimal dan baik sehingga tidak terjadinya kesalahan
dalam proses pemilihan dan penempatan.
2.
Penggunaan
sistem pendukung keputusan seleksi calon siswa ini seharusnya dikembangkan dan
perlu ditambah dengan informasi yang lebih akurat dan jelas sehingga sistem
seperti ini dapat dipergunakan di sekolah manapun.
3.
Dengan adanya
sistem ini, dapat mempermudah pihak sekolah untuk mengambil keputusan dalam
melekukan seleksi penerimaan siswa baru.
DAFTAR PUSTAKA
Budi
Santosa, Data Mining : Teknik Pemanfaaatan Data Untuk Keperluan
Bisnis, Graga Ilmu, Yogyakarta.
Fathansyah,
Ir. (1999), Basis Data : Ilmu
Komputer, Informatika Bandung, Bandung.
Jogiyanto.
H.MBA,Ph.D., Analisa dan Desain Sistem Informasi :
Pendekatan Terstruktur Teori dan Praktek Aplikasi Bisnis, Andi
Offset, Yogyakarta, 2005.
Kusumadewi,
S., Hartati, A., H., & R., W. (2006). Fuzzy Multy-Attribute Decision
Making (Fuzzy MADM). Yogyakarta: Graha Ilmu.
Krismelan Ade, “Sistem
Pendudukung Keputusan Penerimaan Siswa Baru”, Jurnal Teknik Informasi,
Semarang, 2012.
ogiyanto,
Hm (2005). Analisis dan Disain Sistem
Informasi. Yogyakarta : Andi Offset.
Simarmata, J. (2007). Perancangan
Basis Data. Yogyakarta : Andi Offset.
Sutarman, “Pengertian Sistem Informasi”,
Malang, 2009 : 29
Turban,
E., Aronson, J., & Liang, T. P. (2005). Decision Support System
and Intelligent Systems Yogyakarta: Andi.
Wibowo, “Perencang sistem pendukung
keputusan” Depok, 2011
Tidak ada komentar:
Posting Komentar